Wednesday, December 7, 2011

Cinta Di Penghujung Dunia...

Saat di penghujung dunia,

cinta sudah tidak bermakna,

katanya hanya pada yang Esa,

seolah manusia itu bukan jiwa,

yang ingin disayangi dan dicintai,

cinta pada Illahi itu bukan satu-satunya,

cinta pada Illahi itu yang utamanya,

ada pecahannya,ada jenisnya,

cinta pada Rasulullah dan agama,

cinta pada ibu ayah,

cinta pada sahabat dan saudara,

cinta pada isteri dan anak,

cinta pada haiwan dan tumbuhan,

cinta pada diri sendiri,

itu juga semuanya cinta,

pecahan cinta.

Saat di penghujung dunia,

aku melihat manusia itu,

sudah melampaui batas dalam agama,

cinta kepada manusia direndah-rendahkan,

kerana yang sejati hanya cinta yang Esa,

lalu apa guna manusia dicipta saling berpasangan,

kalau bukan untuk saling bercinta?

tidak ada salahnya cinta pada yang Esa,

tidak ada salahnya mengagungkan cinta yang Esa,

salahnya bila menafikan cinta dalam diri manusia,

jika sudah cukup dengan mencintai Allah,

hingga tidak perlu mencintai manusia,

lalu apa gunanya menjadi manusia,

kenapa manusia tidak jadi Allah saja.

Saat di penghujung dunia,

cinta pada Illahi diutamakan bukan caranya,

cinta pada Illahi patutnya,

melahirkan rasa cinta pada manusia,

rasanya kita sudah tak lagi mencintai manusia,

kita hanya terima 1 perkara dari Allah,

kita menolak 1 perkara lain dari Allah,

kita yakin mencintai Allah itu utama,

tapi kita lupa mencintai manusia,

bahkan cinta pada manusia dihina.

Sedangkan cinta itu hakikatnya cinta juga,

cinta itu dari Allah kepada jiwa,

cinta itu keperluan manusia,

bukan kehendak mereka,

bila manusia menuntut cinta dari manusia,

tidak ada salahnya,tidak ada dosanya,

kerana manusia adalah jiwa,hati dan perasaan,

jika manusia dihina kerana lemah dan duka,

kerana ingin ada manusia yang mencintainya,

sama saja seperti kita menghina Allah,

Allahkah lebih tahu atau kita lebih tahu dari Allah?

Jika Allah tak menciptakan manusia untuk bercinta,

lalu bodohlah Allah kerana menciptakan perasaan dan jiwa,

tapi Allah itu lebih tahu dari kita,

lalu Dia ciptakan manusia punya jiwa,

ingin mencintai dan dicintai,

itu sudah hakikatnya.

Cinta,harus dilebihkan untuk Allah,

tak bermakna perlu dikurangkan dari manusia,

Jika benar kita cinta pada Allah,

maka pasti kita cinta pada manusia,

tapi rasanya cinta kita bukan untuk Allah,

cinta kita hanya untuk Allah pada bibir,

tidak pada amalan dan tingkahlaku,

tidak pada hati dan jiwa,

jika benar kita cinta Allah,kita pasti cinta manusia,

tapi kita tak cinta Allah,

lalu manusia kita jauhkan,manusia kita abaikan,

bukankah Allah telah memerintahkan,

untuk saling mengasihi dan menyayangi,

tapi kerana rasa cinta pada Allah,

kita menghina manusia yang kesakitan,

kita cerca manusia yang kesepian,

kononnya dia jauh dari Tuhan,

sedangkan Allah menyuruh menyebarkan cinta,

bahkan mengorbankan diri untuk menyelamatkan saudara.

Masih benarkah kita mencintai Allah?

mencintai Allah itu dengan melaksanakan perintahNya,

bukan sekadar duduk di sejadah memohon rahmatNya,

adakah kita mahu meninggalkan saja dia pada Tuhannya,

dan kita duduk diam saja,

diam tidak mengasihi hati dan jiwanya,

diam tidak menyayangi dan mahu berkorban untuknya,

diam tidak mahu menghulurkan apapun pertolongan buatnya,

adakah Allah tidak pernah menyuruh untuk saling cinta keranaNya?

Saat ini aneh sekali rasa dalam hatiku,

manusia tidak dibenarkan meminta cinta pada manusia,

namun mereka benarkan pula kemiskinan merayu harta,

jika sedekah dan zakat dilaungkan untuk membantu manusia,

mengapa tidak dilaungkan cinta dan sayang untuk membantu jiwa?

jika tidak boleh meminta kepada manusia,

mengapa kita menyeru saudara kita menyedekahkan hartanya?

anehnya manusia,sungguh menghairankan,

orang yang miskin harta dibantu dan diselamatkan,

namun orang yang miskin jiwa dan cinta diabaikan,

dibiarkan malah dihina dan dicerca,

sedangkan antara cinta dan harta,

mahu pula mengaku cinta itu lebih utama.

from:

Putera MusimSejuk

-7.12.2011

No comments:

Post a Comment